Minggu, 18 Oktober 2020

PPKN BAB 2 KELAS 9

 tambahan materi cek  https://www.youtube.com/watch?v=Cl-BJO2hogE

Senin, 30 Desember 2019

Rukyah Modern/ Rukyah Millenial


Rukyah Modern/ Rukyah Millenial


Hari yang sangat luar biasa di tengah kesibukan dan momen liburan, 8F ICT SMP Muhammadiyah 2 YK mengisi kegiatan dengan parenting yang bertemakan rukyah modern/rukyah millenial. Kegiatan pada hari Ahad, 29 Desember 2019 di hotel fave Kotabaru. Parenting ini dikemas dengan menghadirkan ortu couple/pasangan ayah ibu dan turut mengundang Kepala SMP Muhammadiyah 2 Yk serta wali kelas Ict. Bapak Rossy selaku ketua komite menyampaikan dengan semangat yang menggebu-gebu bahwa parenting jaman now diselenggarakan  adalah follow up kegiatan sharing session and motivation bagi siswa kelas 8 F ICT. Beliau juga menjelaskan jangan sampai di era saat ini gadget membuat sekat lebih dari sekat kamar anak, kesuksesan anak-anak dirasakan nanti bukan saat ini, lebih baik dipaksa masuk surga dari pada sukarela masuk neraka. Sehingga kehadiran bapak ibu, adalah komitmen bersama yang nantinya Allah memudahkan segala urusan. Supriyadi,S.Pd M.Si sebagai Kepala SMP Muhammadiyah 2 YK menyampaikan di saat orang lain libur kelas ICT ini menyelenggarakan kegiatan yang Allah akan ganti sebagai amal jariyah. Adanya budaya instan di jaman sekarang ini baik transportasi, makan dll yang akan mengakibatkan guru dan ortu bisa jadi stress, jika tidak siap dengan adanya era saat ini. Berbagai media yang memberikan banyak  informasi, maka anak seharusnya diberikan kegiatan yang dikemas adanya soft skill dan kemandirian, sehingga tahun 2045 yang menjadi harapan Inonesia sebagai generasi emas bisa tercapai bukan malah sebaliknya  mengalami kehancuran.
 Ustadz Munif Tauchid, S.Psi sebagai pemateri menjelaskan banyak hal tentang rukyah modern / rukyah millennial. Beliau menyampaikan bahwa nasib anak bisa dirubah, anak adalah doorprize dari Allah. Maka, bagaimana berbagi peran antara ortu, karena merupakan silang. Artinya, anak laki-laki  cenderung ke Ibu dan anak perempuan ke bapak. Beliau menyampaikan bahwa ubun-ubun masuknya setan maka perlu didoakan. Jika ada anak yang sering mengunci kamar, maka adakan komitmen atau kesepakatan-kesepakatan.
Ustadz mengulas tanda-tanda jika adanya perselingkuhan:
Ø  Ibadah turun drastis
Ø  Sensistif (tong kosong berbunyi nyaring)
Ø  Hp sulit dipinjam
Ø  Oon
Ø  Membawa buah tangan (makanan)

Dengan adanya tanda-tanda itu, maka sebagai istri jangan sering ,marah dengan suami, karena gaya ibu akan ditiru anak. Tetap mesra meski tua, menghormati suami dan sharing suami istri itu perlu.
Ustadz Munif memaparkan ciri istri bisa masuk surga yaitu
Ø  Shalat 5 waktu
Ø  Puasa Ramadhan
Ø  Menjaga kehormatan
Ø  Taat pada suami
Maka, kunci rumah tangga itu ada pada ibu. Harmonismnya ortu membuat putra putri sholeh sholeha. Jika memiliki barang-barang itu adalah milik bersama, harta gono gini bukan konsep Islam. Selain itu, sebagai ibu aktivis tetap harus tahu akan kewajiban sebagai istri. Ikut pengajian itu merubah menjadi sholeha, dan tetap mesra di usia senja. Mesra itu gratis. Jika berhias tetap untuk yang diniatkan yaitu untuk pasangan masing-masing. Dengan cara apa merawat cinta kasih yaitu bisa dengan naik motor berdua, agendakan pergi bersama dll.

Kegiatan ini adalah follow up kegiatan part 1, maka perlu adanya treatmen dari ortu yang harus dilakukan sesuai dengan cita-cita, harapan mama papa masing-masing dari siswa. Dari hasil teratmen dari ustadz Munif bermacam-macam, ada yang disuruh marah yang efektif, Selalu mendoakan, ajak jalan-jalan, ngobrol bersama dll. Marah efektif yaitu tidak dengan nada tinggi dan tidak debat.
 Rumah yang baik adalah rumah yang berantakan, jika berantakan maka kerja bakti sama-sama bukan marah-marah, karena ortu jika sudah tua pasti akan rindu ketidak rapihan. Berasal dari impian anak sekarang butuh bukti bukan janji maka anak-anak dari harapannya dibuktikan segera mungkin. Anak-anak sekarang diajak berkomitmen, diberi kerpcayaan karena anak membawa takdir dan rezeki masing-masing.
Perbedaan ortu yang dulu dan dan sekarang yaitu ortu sekarang ribet karena banyak informasi, perlu belajar, cita-cita sekarang apa?kepo dengan urusan orang. Ortu dulu yakin saja, tawakal, tugasnya apa dilakukan, ndak pernah kepo dengan urusan orang lain, sehingga bisa lebih menikmati hidup.
Dengan adanya zaman sekarang buang pikiran anak-anak tentang anak pinter tetapi anak yang beruntung sesuai dengamn surah Al Mu’minun. Ortu harus mengikuti zaman itu , jika tidak akan tergilas dengan sendirinya. Anak apabila  punya ide,  maka jangan ditumbangkan.
Apa sih sebenarnya rukyah modern/ millineal itu yaitu amalan-amalan saleh yang dilakukan di era modern/ milinial ini. Banyak cara untuk menerapi anak yang sesuai dengan Al qur’an dan al hadits contoh adakan hataman Al qur’an dll. Sekolah bukan tempat penitipan anak, maka benahi diri dan adannya resolusi dari pihak sekolah. Dengan peribahasa tidak ada Mukti(keberanian)  kecuali dekat dengan Allah. Dengan cara apa peran ortu? Dengan shalat khusyuk (perbaiki shalat), prihatin, di doakan. Dll.
Alahmdulillah kegiatan ini hidup nampak dari gelak tawa, riuh, bahkan suasana haru. Bapak Anas selaku mc juga komite kelas menambah suasana jadi hangat. Sebagai penutup kegiatan foto dan makan bersama sebagai bentuk rasa kekeluargaan dan kehangatan kebersamaan keluarga besar kelas 8 F ICT SMP Muhammadiyah 2 YK.








Sabtu, 06 Mei 2017

semangat

berilah semangat pada orang lain itu akan membuat mu bahagia

Jumat, 22 April 2016

Resensi: MALAM-MALAM TERANG



                                            ‘‘TERUS TERANGI MALAM-MALAMMU’’




Judul               : Malam-malam Terang
Penulis             : Tasniem Fauzia Rais & Ridho Rahmadi
Editor              : Donna Widjajanto
Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan           : Pertama, Desember 2015
Tebal                : 246 halaman
ISBN               : 978-602-032-454-8


“Wanita harus kuat karena harus bersiap diri menjadi madrasatul ula, sekolah pertama bagi anak-anak yang akan lahir dari rahimnya dan jadi generasi penerus di masa mendatang’’

Sinopsis
Sekiranya begitulah hipotesis yang dilontarkan penulis saat masih gadis yang baru akan beranjak dewasa. Penulis Novel berjudul “Malam-malam Terang” ini merupakan karya dari anak keempat mantan Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dr. H. Amien Rais, yaitu Tasniem Fauzia Rais dan Ridho Rahmadi, suami Tasniem.
Tasniem familiar dipanggil Ninim yang membuktikan hipotesis tadi tidak hanya sekedar kata bijaksana sebagai penenang diri sebelum tidur. Akan tetapi, Ninim mampu menjadi wanita kuat memenangi apa yang menjadi tekadnya dan mampu menjadi bintang yang paling terang. 

Tekad awal bermula dari gejolak hati Ninim yang berharap lulus dari SMP memperoleh nilai bagus dan bisa melanjutkan di SMA 3 atau SMA 1 Jogja. Akan tetapi, Tuhan berkehendak lain nilai EBTANAS Ninim hanya 44,73. Tidak bisa dipungkiri bahwa masuk SMA favorit menjadi dambaan semua siswa SMP yang mengikuti ujian nasional, tanpa terkecuali Tasniem, seorang siswi SMP di Jogja. Kerja keras dan semangat yang membara Ninim untuk mengapai harapan dan angan-angan seakan-akan sia-sia belaka yang membuat malu dan kecewa.

Dari pergulatan batin yang kuat Ninim,  "Aku tidak terima. Perjuanganku selama tiga tahun di sekolah, berbulan-bulan khusus untuk persiapan ujian, hanya ditentukan oleh angka desimal yang didapat dari beberapa jam saja mengerjakan soal ujian. Di mana keadilan?" Bukankah belajar adalah proses panjang bukan sesuatu yang dinilai dari satu atau dua jam ujian saja? (hlm. 10). 

Akhirnya kekecewaan itu membimbing Ninim ke jalan terang menuju pencerahan spiritual, dengan berdoa setelah shalat malam: "Ya Allah, ya Tuhanku...Aku lelah, kuserahkan semuanya pada Mu. Tunai sudah usahaku, tiga tahun. Engkau lebih tahu, ini bukan hasil yang aku inginkan, tapi aku yakin ini yang terbaik dari Mu. Tunjukan hamba jalan yang terbaik, ya Allah, mudahkanlah hamba menujunya, mudahkanlah... ".

Ibu Tasniem berusaha membalut keecewaan anaknya dengan berusaha membujuk Tasniem masuk SMA Swasta di mana sekolah tersebut di  bawah naungan Muhammadiyah untuk mengikuti jejak kakaknya, Hanafi dan Hanum. Masuk SMA swasta bukan berarti karena NEM Tasniem rendah, akan tetapi dukungan pada bapaknya yang sudah membesarkan organisasi Islam Muhammadiyah.

Tasniem tidak menjawab saran dari ibunya dengan memutuskan untuk mendekam di kamarnya, kalau bahasa anak muda sekarang sedang galau, galau yang melanda muaranya hanyalah satu tentang NEMnya. Hingga akhirnya ia putuskan untuk pergi dan bermalam di rumah Neneknya yang berada di Solo. Dengan harapan bertemu dengan neneknya, ia akan mendapat nasihat dan semangat.

Perjalanan menuju rumah Nenek ada kejadian demi kejadian yang seakan-akan ini tanda-tanda pada Tasniem untuk menjadi bintang yang paling terang dan jangan menyerah, sesuai dengan bisikan bu Evi gurunya, saat Tasniem menerima amplop yang berisi nilai EBTANAS. Ide cemerlang nenek untuk merantau meguncang hati Tasniem untuk segera kembali pulang Jogja.

Tapi ada daya, sesampai di rumah Ninim tidak direstui ibunya karena alasan biaya. Tetapi alasan yang sesungguhnya adalah kekhawatiran seorang ibu yang akan melepaskan anaknya sendirian dengan waktu cepat. Namun pada akhirnya, bermodalkan biaya dari menjual sepetak tanah, Bapak dan Ibu mendukung niat Ninim untuk melanjutkan sekolah ke Singapura, Globe College of Singapore alias GC tepatnya. Sebuah lembaga pendidikan yang awalnya dimotori oleh seorang Jerman  diasingkan oleh Nazi karena perlawanannya.

Keberangkatan Ninim teringat pesan Bapaknya yang membuncahkan taji dalam hatinya "Setinggi apa pun engkau terbang, dan kebelahan bumi mana pun kelak engkau berpetualang, suatu saat kembalilah, negeri ini membutuhkanmu". Itu artinya Bapak Tasniem memiliki jiwa Nasionalisme yang sangat  tinggi. Di sisi lain muncul perasaan senang, karena dia tidak lagi menggung malu bertemu teman-teman SMPnya. Tapi tetap tujuan Tasniem merantau bukan karena menanggung malu, tetapi ia merantau untuk menuntut ilmu.

Hidup merantau dan belajar di Singapura mengantarkan Tasniem melihat dunia global. Di sana banyak perbedaan yang merupakan kebesaran Tuhan. Meskipun beruntung dan bersyukur fasilitas yang lengkap, megah nan indah serta kebutuhan terpenuhi oleh Tasniem. Pastilah ada ujian hidup seperti rindu, sakit, ketidakpercayaan diri, dan sepi. Akan tetapi, skenario Tuhan dia dipertemukan oleh tiga sahabat yang berbeda asal dan agama. Cecilia Ng dari Tiongkok, Aarin Mohanty asal India, dan Angelina Soemantri dari Indonesia, mereka menjadi orang-orang terdekat Tasniem dalam suka, duka, canda, tawa, tangis, gelisah, marah, rindu, dan segala macam rasa dibaginya tanpa sisa.

Dengan adanya ujian tadi, membuat Tasniem lebih dekat dengan Tuhan dan mempunyai kebiasaan baru shalat Tahajud. Memiliki bapak yang paham agama membuat Tasniem rindu padanya. Rindu di saat Bapaknya menjadi imam dengan bacaan surah yang panjang. Dengan ayat-ayat yang dipilihpun ayat monumental, seperti surah Luqman ayat 13-19.  Surah yang menjadi simbol besar kasih sayang seorang ayah kepada anaknya yang diabadikan kisahnya di dalam Al-Qur’an dan menjadi tolok ukur dalam mendidik anak.
Kerinduan itu membuat Tasniem berangan-angan kelak jika punya calon suami dan calon ayah dari anak-anaknya kelak seperti dalam surah Luqman. Tujuh ayat surah Luqman berisi pesan-pesan kehidupan dari seorang ayah yang menjadi teladan untuk anaknya  yaitu supaya memegang teguh aqidah, menghormati ibu bapaknya, berhati-hati terhadap apapun yang dikerjakan karena kelak akan diperhitungkan, mengajak orang lain untuk berbuat baik, jangan sombong dan membanggakan diri, dan menjadi pribadi yang sederhana dan tidak berlebihan dalam segala hal.

Meski kerinduan pada bapaknya itu mencuat di hati, Tasniem tetap bersyukur dan bahagia. Bahagia mampu membangun persahabatan dengan Aarin, Cecilia, dan Angelina. Sebagai seorang Muslimah yang taat, merantau di luar negeri dengan banyak perbedaan kultur, awalnya Tansiem merasa segan. Namun, adaya toleransi perbedaan keyakinan dan sikap saling menghormati ketiganya, membuat indahnya kebersamaan. Dulu awal masuk sekolah tantangan yang harus ditaklukan Ninim adalah kemampuan bahasa inggrisnya, sekarang ia merasa gagal, menyerah, dan memalukan yang dikarenakan nilai kelas komputer tidak seperti yang diharapkan. Hal itu membuat Ninim ingin pulang ke Indonesia.

Nah di novel Terang-terang Malam ini yang membuat pembaca terharu dan kagum adalah motivasi dari Pak Amin Rais, bapak yang tengah menjalankan amanah sebagai ketua MPR RI menyempatkan untuk menyemangati Tasniem. Sesosok orang tua yang menaruh perhatian dan kasih sayang terhadap anaknya dengan dibacakan ayat Al Qur’an surah Al Baqarah ayat 8-10. Ayat yang memiliki makna dengan dianalogikan fenomena yang sedang terjadi di Indonesia, yang esensinya sekalipun Tuhan berjanji akan membuka makar mereka, kita juga harus tetap berusaha menjadi benteng moral, yang pertama, selanjutnya dan yang terakhir untuk bangsa ini. Maka, bapaknya memamparkan bahwa sebagai generasi muda seperti Tasniem kelak akan diperlukan Bangsa ini. Dengan merantau jauh demi ilmu, maka Tuhan punya alasan kuat mengapa Dia akan memilihmu suatu saat kelak. Sebab Tasniem adalah pekerja keras. 

Jadikan kegagalan sahabat terbaikmu, karena hanya dialah yang setia dalam mengingatkan untuk selalu brusaha yang lebih baik. Tanpanya, kamu tidak akan pernah maju (65)

Bukan berarti harus selalu gagal, namun ketika kegagalan datang, sambutlah ia sebagai sahabat. Karena kegagaglan adalah cermin yang mengingatkan kita untuk berusaha lebih baik. Tanpa cermin itu kita tidak bisa melihat diri sendiri, tidak bisa mengevaluasi diri.

Sungguh beruntung, Ninim selain dikelilingi tiga sahabat yang senantiasa mendukungnya. Bapaknya lah yang memberi perhatian penuh seakan menyelesaikan tantangan yang di hadapi Tasniem.  Tuhan juga melapangkan hati Tasniem lewat Surah Alam Nasyrah, ayat 5 dan 6. Setelah ada kesulitan pasti ada kemudahan. 
“Malam-Malam Terang” pada dasarnya banyak tertulis baris-baris pesan-pesan, motivasi, tips, kata mutiara, dan startegi serta pesan yang mendalam. Tak hanya kata motivasi yang timbul dari dirinya tetapi kata motivasi yang muncul dari bapaknya. 

Dari latar belakang bapak Tasniem yang paham agama, maka banyak petuah pada novel Malam-malam Terang yang dikaitkan dengan perintah Tuhan. Ayat yang sebagai petunjuk bagi umat. Seperti contohnya: jangan pernah tinggalkan shalat lima waktu dan ditambah tahajud. ‘’Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. 

Ending petuah tersirat percakapan Tasniem dengan Bapaknya melalui telpon, bapaknya mampu mengorbankan waktu untuk keluarga, pesan-pesannya berhasil meyakinkan kegagalan adalah sebauh kepastian sebelum kesuksesan. Dan pada akhirnya Tasniem mampu melewati tantangan itu dengan semangat sahabat sekamarnya juga.

Persahabatan Tasniem dengan tiga sahabatnya makin mengental dari hari ke hari. Hingga suatu momen yang mengejutkan Tasniem, ketiga temannya telah menyiapkan kejutan karena hari lahir Tasniem, meski mereka salah tanggal bukan hari lahir Tasniem. Tetapi dengan kejadian itu mebuat dampak postif pada Tasniem untuk mengakui kesalahan, karena telah melanggar aturan asrama yaitu aturan light out.

Satu kenangan manis yang tak terlupakan dalam hidup Tasniem di GC. Sebuah momen terbaik yang berhasil dimenangkannya bukan karena memiliki badan yang tinggi, bukan pandai bermain basket tetapi ia mampu menolak untuk menyerah. Baginya memenangkan proses itu sendiri lebih dahsyat daripada memenangkan skor pertandingan.

Perjalanan hidup Tasniem di Negeri Singa telah mengubah sebagian hidup Tasniem yang dulu takut gagal, berubah jadi tak takut lagi, mampu mandiri tanpa keluarga, mampu menahan rindu, mealwan diri, dan berjuang. Hingga mampu mengantarkan Tasniem pada hipotesis seperti yang sudah dipaparkan di paragraf awal.
Persahabatan Tasniem dan tiga sahabatnya semakin erat manakala mereka mau mengorbankan hal-hal penting dalam hidup mereka, di saat mau mencari ayah Angelina ke Malaysia. Yang selama hidupnya Angelina belum pernah ketemu lagi dengan ayahnya setelah usia Angelina tujuh tahun. Tasniem  sangat merindu kepada keluarga, yang awalnya kerja paruh waktu di dua tempat dan rencana upah kerjanya untuk membeli tiket pulang. Tapi semua itu ditinggalkan egonya demi ikatan persahabatan. 

Sepulang dari Malaysia menuju Singapura. Tasniem ingat pertanyaan gurunya yang disampaikan dulu di kelas. Orang yang paling cerdas itu siapa? Ternyata kutipan itu dijleaskan gurunya saat ketemu di Malaysia. Lagi-lagi skenario Tuhan. Orang cerdas adalah orang yang mengingat kematian dan mempersiapkannya. Tasniem pun terharu dengan gurunya yang berubah keyakinan. Dan berpesan carilah suami yang pandai membaca Al Qur’an, kalau ia pandai membaca ayat-ayat Tuhan, membacamu sebagai istri sangat mudah.

Petualangan keempat sahabat di negeri berpatung Singa penuh sarat dan makna. Tiga tahun sudah ia habiskan untuk menimba ilmu di Singapura. Ternyata atas perjuangan Tasniem selama ini, ia memperoleh penghargaan The Big Ten. Penerima The Big Ten dengan peringkat pertama, diminta panitia untuk pidato spontan dihadapan semua peserta wisuda.  Hal itu adalah kejutan yang disiapkan Tuhan. Menjadi Momen terbaik dan kado perjuangan dalam hidup untuk Tasniem. Yang membuat kedua orang tuanya bangga dan terharu pada putrinya.

Pada saat di Jogja, Tasniem berniat melanjutkan ke perguruan tinggi di Jepang, seperti cita-cita yang diinginkan pada malam bersama tiga sahabatnya di GC. Kabar baik bagi Tasniem dan keluarga ia lolos beasiswa dari salah satu universitas internasional terkenal di Jepang. Dengan waktu yang bersamaan, atas skenario Allah Ia dipertemukan dengan Ridho Rahmadi. Seorang kakak kelas saat SMP di Jogja. Tasniem di Singapura juga sempat komunikasi melalui jejaring sosial. Tetapi saat di Singapura meski kuncup itu mekar ia luapkan dengan tulisan. Makna dari tulisannya yaitu tidak mau berharap lebih pada manusia, sebab Tasniem itu beragama dan agama yang menjadi benteng. Jodoh sudah digariskan Tuhan dan akan dipertemukan menurut kehendak Tuhan. Meski jatuh cinta pasti pernah dirasa oleh anak manusia biasa.

Pra keberangkatan Tasniem, Ridho berpesan lewat email. Ia mengutarakan keinginannya pada Tasniem, supaya kelak menjadi bagian dari hidupnya sepulang Tasniem dari mengejar mimpi-mimpinya di Jepang. Akhirnya petualangan jilid II dimulai Tasniem untuk mengapai mimpi-mimpinya. Mimpi yang selalu diperjuangkan lewat belajar yang diawali dengan shalat tahajud dipertiga malam, seperti rahasia belajar yang pernah disampaikan pada sahabatnya waktu di Singapura. ‘Aku belajar ketika kalian belajar, dan aku pun belajar ketika kalian tidur’’.

Kelebihan
Malam-malam Terang berhasil ditulis dengan mengajak pembaca untuk menyelami masa remaja hingga dewasanya yang inspiratif. Dengan gaya bahasa nan indah membuat imajinasi pembaca ke masuk dunianya. Bahasa yang mudah dipahami dan tidak berbelit-belit menjadikan novel ini layak dibaca oleh semua kalangan terutama remaja dan orang tua.  Novel yang mampu membangkitkan semangat bagi orang yang pernah mengalami kegagalan. Tips dan strategi jitu yang dilakukan Tasniem mampu menggugah dan memotivasi para pembaca untuk selalu terus menerangi malam-malam dengan hal positif. Dari kisah Bapak dan Ibu Tasniem yang patut dicontoh oleh para orang tua, bahwa keberhasilan anak butuh dorongan dan perhatian orang tua. Orang tua tak sekedar memfasilitasi tapi juga mengontrolnya. Secara keseluruhan Novel ini sangat menginspirasi dan memotivasi dengan mengambil hikmah di setiap kejadian.
Kekurangan
Dengan alur maju mundur yang terkadang membuat pembaca menerka-nerka jawaban yang belum pasti. Namun demikian, mampu membuat pembaca semakin penasaran. Penggunaan bahasa Jawa dan asing yang tidak diterjemahkan dengan tak adanya catatan kaki, dapat membingungkan pembaca, mengingat semua orang tidak memahami maknanya. Mungkin akan lebih mengasyikkan pembaca dengan diberi gambar atau animasi-animasi yang mendukung cerita.

Penulis: Juwanti (Jujuk) MPI PWM DIY, PWNA DIY, IMM UAD, guru SMP Muhammadiyah 2 Yogya.

Jumat, 10 Juli 2015

Puasa di Hadang ‘Si Lampu Merah’

Selasa, 30 Juni 2015

puasa ramadhan

 http://blog.lazada.co.id/puasa-dihadang-si-lampu-merah/

buka link tersebut, semoga bermanfaat,,,puasa dihadang si lampu merah..


Sabtu, 06 Juni 2015

Gerakan Rehabilitasi Penyalahguna Narkoba

  

Sukseskan Gerakan Rehabilitasi 100.000 Penyalahguna Narkoba:
Upaya Penanaman Karakter pada Penyalahguna Narkoba
Menuju Indonesia Sehat Tanpa Narkoba

Peredaran narkoba dekade terakhir ini menjadi fenomena aktual yang tidak henti-hentinya diperbincangkan dan membuat resah masyarakat. Sebab, kini tidak hanya kaum remaja yang menjadi sasaran pasar para pengedar narkoba, tetapi juga orang dewasa dan ank-anak sekolah menjadi bagian dari sasaran empuk para pengedar narkoba. Oleh sebab itu, pengedar narkoba harus diberantas dan dihancurkan. Sudah banyak anak-anak dan remaja Indonesia menjadi koban penyalahguna narkoba. Penyalahguna narkoba merupakan penyakit kronik yang sering terjadi. Pengalaman negara-negara maju menunjukkan bahwa semakin modern dan industrial suatu masyarakat, maka penyalahguna narkoba semakin meningkat.
Penyalahguna narkoba di Indonesia merupakan satu dari empat gangguan jiwa utama, gangguan jiwa lainnya adalah kecemasan, deperesi, dan gangguan mental. Oleh karena itu, bagi masyarakat Indonesia yang sedang menapaki kakinya menuju masyarakat berkemajuan dan masyarakat modern, sejak dini perlu melakukan antisipasi terhadap peredaran dan penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda. Antisipasi narkoba yang paling penting adalah membangkitkan kembali semangat beragama, pendekatan keagamaan di bidang kesehatan yang bersifat holistik baru adalah bahwa unsur agama merupakan salah satu unsur kesehatan di samping ketiga unsur lainnya, yakni kesehatan fisik, psikologis, dan unsur sosial. Khususnya di bidang penyalahguna narkoba, peran rehabilitasi sangat penting bagi upaya pencegahan penyalahguna narkoba oleh remaja pemuda dan anak-anak. Oleh karena itu, maka antisipasi penyalahguna narkoba di masa mendatang sudah waktunya dilakukan. Perlu adanya dobrakan-dobrakan baru. Salah satunya dengan gerakan rehabilitasi penyalahguna narkoba. Apabila semua dari kalangan mendukung gerakan rehabilitasi seperti yang dicanangkan pemerintah bersama BNN (Badan Narkotika Nasional), BNNP Aceh, Kementerian/Lembaga lainnya, TNI, Polri, pegiat anti  narkotika, dan mahasiswa yaitu “Rehabilitasi 100.000 Penyalahguna Narkoba”, akan mudah tercapai dalam mewujudkan Indonesia Sehat Bebas Narkoba.
Dari berbagai segi dampak penayalahguna narkoba mempunyai dimensi yang cukup luas, baik dari segi medis, psikiatri, kesehatan jiwa, psikososial, ekonomi, politik, sosial, budaya, kriminalitas, dan sebagainya. Penyalahguna narkoba sangat kronik, sudah merupakan penyakit endemik dalam masyarakat modern. Sampai saat ini Indonesia belum menemukan cara universal dalam menaggulangi penaylahguna narkoba. Baik dari sudut prevensi, terapi maupun rehabilitasi. Oleh sebab itu, perlu cara jitu untuk membuat langkah-langkah sukses dalam pencegahan narkoba. Terapi dan rehabilitasi sudah waktunya dievaluasi kembali serta dapat disusunnya strategi baru dalam menghadapi tantangan global. Sejumlah langkah cara gerakan rehabilitasi penyalahguna narkoba apabila menghendaki sukses, hendaknya harus melibatkan media sosial, pejabat negara, parpol, LSM, akademisi, mahasiswa, ulama, rohaniawan, dan tokoh masyarakat.
Khususnya di bidang penyalahguna narkoba dukungan dari pihak manapun dalam hal rehabilitasi sangat penting bagi upaya pencegahan penyalahguna narkoba terutama bagi yang sudah kecanduan narkoba. Sebab, kecanduan narkoba dapat fatal akibatnya karena apabila dihentikan seolah-olah akan membahayakan tubuh manusia. Tubuh terasa kaku, menggigil, kulit mati rasa, dan yang paling berbahaya adalah lemahnya reflek saraf terhadap rangsangan. Dan dari segi kejiwaan orang yang kecanduan narkoba akan kehilangan percaya diri dan semangat untuk hidup. Orang yang kecanduan narkoba pun tidak sedikit yang meninggal karena over dosis. Apabila sudah sampai tahap ini, penyembuhannyapun harus ditangani secara intensif. Memo ‘‘lebih baik mencegah dari pada mengobati’’ merupakan nasihat yang berharga. Inilah yang mengilhami aksi preventif. Sebagai langkah preventif, di sinilah peran masyarakat terutama orang tua untuk tampil membentengi generasi muda sebagai penerus bangsa. Dan pemuda yang merupakan pembinaan dan penggemblengan mental akan mampu menjadi filter budaya yang akan merusak jiwa dan mental generasi bangsa melalui gerakan rehabilitasi penyalahguna narkoba.
Gerakan rehabilitasi bagi penyalahguna narkoba hendaknya dengan memberikan pemahaman dan penyadaran pada penyalaghuna narkoba, bahwa anggapan direhabilitasi sama dengan dipenjara itu tidak benar, namun rehabilitasi bertujuan untuk memperbaiki. Hal itu dilakukan dengan pendekatan bentuk keluarga. Melalui pendampingan intensif secara emosional akan mudah menumbuhkan kesadaran bagi penyalahguna narkoba untuk direhabilitasi.
Rehabilitasi penyalahguna narkoba lebih penting dari hukum penjara”. Hal ini mengandung arti bahwa pengembalian kondisi pengguna narkoba dari sakit menjadi tidak sakit, dari pencandu menjadi bukan pecandu dengan cara rehabilitasi baik medis maupun sosial. Sementara itu memo untuk para aparat penegak hukum  supaya mempunyai pandangan bahwa penyalahguna narkoba adalah tindakan yang berbeda dengan tindak pidana lainnya maka penyalahguna narkoba lebih baik direhabilitasi daipada penjatuhan hukuman penjara. Dengan adanya rehabilitasi penyalahguna narkoba akan berangsur sembuh dari kecanduan sehingga akan dapat diterima kembali di masyarakat dengan baik. Namun jika penyalahguna diberi hukuman penjara apabila kelak sudah keluar dari penjara dan kembali ke masyarakat pasti akan dikucilkan dan di cap negatif di mata masyarakat. Oleh karena itu, rehabilitasi akan membawa kebermanfaatan bagi penyalahguna narkoba dibandingkan dengan bentuk hukuman penjara.
Bentuk hukuman penjara dirasa kurang humanis dibanding rehabilitasi. Oleh sebab itu, Tahun 2015 ‘‘suksekan Gerakan rehabilitasi 100.000 penyalahguna narkoba upaya penanaman karakter  pada penyalahguna narkoba menuju Indonesia Sehat Tanpa Narkoba’’ yang bertujuan untuk: (1) mencari dan memodifikasi jenis gerakan rehabilitasi penyalahguna narkoba yang tepat untuk penyalahguna narkoba dan (2) menanamkan nilai-nilai karakter pada penyalahguna narkoba dengan mensukseskan gerakan rehabilitasi 100.000 penyalahguna narkoba yang sesuai. Hal ini sebagai upaya membekali mereka dengan karakter yang baik dan akan berdampak pada kehidupan penyalahguna narkoba di kemudian harinya. Gerakan rehabilitasi 100.000 penyalahguna narkoba memiliki nilai-nilai positif seperti kerjasama, jujur, peduli, percaya diri, tenang, berani, dan bertanggungjawab, dan sebagainya. Hal itu akan dapat bermanfaat untuk penyalahguna narkoba dalam menjalani kehidupannya.
Adapun ide kreatif yang penulis usulkan adalah metode demonstrasi, diskusi, pendampingan intensif dan follow up. Metode demonstrasi ditempuh dengan mengenalkan bahaya narkoba dan memberikan contoh gambaran efek zat yang ada pada narkoba. Selanjutnya diskusi dilakukan guna merefleksi evaluasi rehabilitasi yang ditempuh dengan spiritual, meyenangkan, kedekatan emosional, kepedulian, penyadaran bahwa manusia bisa sehat bisa beraktivitas tanpa narkoba, dan upaya menanamkan nilai-nilai karakter pada diri penyalahguna narkoba. Pendampingan intensif dilakukan dengan menyertakan para keluarga penyalahguna narkoba agar terlibat aktif dalam kegiatan gerakan rehabilitasi. Pasca kegiatan dalam mensukseskan gerakan rehabilitasi penyalahguna narkoba baiknya ada follow up yang dilakukan secara berkala, baik tentang hasil capaian dalam penanaman karakter pada penyalahguna narkoba, proses kegiatan yang sudah dilakukan, maupun kebermanfaatan gerakan rehabilitasi 100.000 penyalahguna narkoba yang telah dilakukan. Follow up dan evaluasi dilakukan secara internal dan eksternal.








Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More